Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memproyeksikan perfilman menjadi salah satu subsektor yang tumbuh pesat pada 2019. Inovasi teknologi digital, seperti layanan Over The Top (OTT), akan meningkatkan perkembangan bisnis di bidang ini. Bahkan Sutradara Kimo Stamboel menyatakan, kehadiran OTT dapat membantu mengelola risiko bisnis perfilman. Teknologi digital seperti ini dapat menjadi alternatif saluran penayangan selain bioskop.
Menurutnya, saluran distribusi film ke digital dapat memperkecil risiko kerugian dalam produksi film. Layanan OTT bisa menjadi andalan baik sebelum film tayang (di bioskop) maupun setelah tayang. Walaupun bioskop tetap menjadi penghasil keuntungan terbesar dalam sebuah produksi film, tetapi OTT seperti layanan video on demand (VoD), membuat insan film tidak sepenuhnya bergantung kepada hasil penjualan tiket.
Bentuk penayangan melalui saluran digital bervariasi, ada yang dalam bentuk film seutuhnya maupun yang berbentuk serial. Layanan digital ini akan mengurangi ketergantungan industri film terhadap bioskop setidaknya 30%, dengan menyalurkan ke OTT dapat membantu pengelolaan risiko bisnis film.
Saat ini film biasanya ditawarkan lebih dulu kepada OTT hingga mencapai kesepakatan bisnis. Tapi jadwal tayang melalui saluran digital dilakukan setelah tampil di layar sinema. Cakupan OTT tersebut ada yang nasional, regional, bahkan global.
Inovasi layanan OTT tersebut datang dari perusahaan digital dan e-commerce yang menghadirkan film melalui Video On Demand. Layanan VoD ini adalah sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak memilih sendiri program video dan film yang ingin ditonton. Beberapa perusahaan digital dan e-commerce yang telah lebih dulu menyediakan layanan tersebut adalah Netflix, iFlix, dan Hooq. Bahkan Gojek Indonesia sebagai salah satu Unicorn di Indonesia akan memastikan merilis produk VoD dengan menggunakan nama Go-play. Layanan film Goplay akan bersaing dengan penyedia VoD yang telah lebih dulu ada.
VoD memang akan menjadi salah satu bisnis yang potensial, mengingat rata-rata pertumbuhan jumlah penontonnya melebihi bioskop. Misalnya saja apabila kenaikan penonton bioskop 17% per tahun maka bisnis over the top seperti VoD diperkirakan bisa mencapai 19% dalam lima tahun ke depan. Semoga saja kehadiran layanan film berbasis digital tersebut dapat membantu industri perfilman dalam menghadapi tantangan dari segi pembiayaan dan tentunya tidak menggugurkan fungsi bioskop sebagai penyedia layanan menonton film.
Nah itulah tadi ulasan mengenai salah satu bisnis yang sangat potensial dan dapat diikuti oleh Sobiz, yaitu bisnis layanan penyedia film digital. Bagaimana Sobiz, apakah tertarik?
Selain itu, Sobiz juga bisa mencari solusi bisnis lain dengan bergabung bersama komunitas Smartbisnis, loh. Di sini Sobiz akan menemukan lebih banyak lagi informasi seputar peluang usaha yang lagi laris manis lengkap dengan berbagai tips dan trik untuk mengembangkan usaha tersebut. Tak hanya itu, dengan bergabung bersama Smartbisnis, maka Sobiz juga bisa mendapatkan pinjaman modal mudah yang akan berguna untuk Sobiz dalam memulai usaha.
Jadi tunggu apalagi? Segera kunjungi www.smartbisnis.co.id sekarang juga!